Monolog Air
Kumasuki lembah
dengan alir gagah
membenam belantara usia berjuta
dan segala ceritanya.
Kutakluki lekuk dan lurahnya
bahasa rimba
masih setia dengan segala rahsia.
Kusingkir daratan dengan pohon-pohonannya
kota airku saujana
kusebar kedinginan
pada biasan bayang-bayang
dalam pegun kau menatapnya.
Kuapungkan kesenyapan
pada tenang permukaan
kupinjamkan kedamaian
buat kau memunggah lelah
yang terheret pada setiap langkah
di celah susur kota
yang riuh dengan segala duga dan peristiwa.
Kubiar angin seenaknya berpapasan
di bawah awan
percakapan yang diam
dan kau mendengarnya
bak milik alam berseloka
kutahu
kaubawa cinta
menyatu dan akur akan nikmatNya.
Rositah Hj Ibrahim
Tasik Temenggor - Royal Belum 2010
Kumasuki lembah
dengan alir gagah
membenam belantara usia berjuta
dan segala ceritanya.
Kutakluki lekuk dan lurahnya
bahasa rimba
masih setia dengan segala rahsia.
Kusingkir daratan dengan pohon-pohonannya
kota airku saujana
kusebar kedinginan
pada biasan bayang-bayang
dalam pegun kau menatapnya.
Kuapungkan kesenyapan
pada tenang permukaan
kupinjamkan kedamaian
buat kau memunggah lelah
yang terheret pada setiap langkah
di celah susur kota
yang riuh dengan segala duga dan peristiwa.
Kubiar angin seenaknya berpapasan
di bawah awan
percakapan yang diam
dan kau mendengarnya
bak milik alam berseloka
kutahu
kaubawa cinta
menyatu dan akur akan nikmatNya.
Rositah Hj Ibrahim
Tasik Temenggor - Royal Belum 2010
4 comments:
berulang kali di lapah, di siat....
jutaan makna tersurat masih tersirat...
umpama belum tak goyang dek bayu...
**sambil merenungggggggg setiap baris**
Kak Eta memang pandai bersajak!!! :D
Saring Boy, sajak saya tu sekadar impression saja. mungkin tak dalam siratan maknanya.
Fa*atip,
terima kasih, tapi sebenarnya kena belajar lagi..
Post a Comment