Thursday, June 28, 2012

Antologi puisi 56 Penyair

Terima kasih Pyan Habib, penyelenggara bersama antologi ini. 


Senandung Pagi di Lebuh Raya

Selamat pagi, lebuh raya
Aku membelah dadamu
Dalam dingin pagi
Sempat kukerling sinar matahari
di celah awan yang tersipu
kabut ungunya meminggir
Mengujar selamat datang
Untuk hari yang moga-moga cemerlang.

Antara deru mobil
Ingin kudengar pohon-pohon
Menyenandung lagu alam
Yang tenteram
dan memaafkan kami
Yang mengusir hijaumu
Demi memacak prasasti pembangunan.

Di kota sana, seinci tanahnya segenggam emas
Tidak mampu kupijak
Untuk membesarkan anak-anak
Maka aku memilih untuk ke pinggir
dan harus pula kusaksikan
sebatang demi sebatang
Pohonmu yang tumbang
Untuk mencacakkan tiang-tiang bangunan
Bagai terdengar
Suara penyair yang hampa
Oleh hijaumu yang berganti coklat tua.

Aku membelah dadamu
Di celah dingin kabus pagi
Antara deru mobil di lebuh raya
Kudengar degup nafas para warga
Yang tidak punya pilihan
Harus memugar kehidupan 
Antara raung kemusnahan!

Rositah Ibrahim
(Antologi Puisi 56 Penyair)


1 comment:

Tetamu Istimewa said...

Sebuah puisi yang menarik.