Sunday, April 3, 2011

Terima kasih, editor


Seusai Hujan

Kau ingat
sisa hujan teralir ke dahan-dahan kayu
getar daun dalam geliat angin
menyebar titis-titis dingin
ke kening.

Ku ingat tawamu
waktu titis berbaki dari hujung daun
menimpa bibirku, kuhirup
mengecap dinginnya
menjelajari segenap tubuh.

Kau ingat
benaman tapak sepatu
membekas pada tanah basah
percik lumpur
bagai tompokan warna
menodai kaki celana.

Kau masih dengarkah
laungan ibu dari jendela terbuka
sejenak kita lupa
lengking-melengking suara sang kodok
menggiring senja
ke perabung rumah kita.

Terima kasih, tuan editor, kerana menyiarkan sajak saya....
Saya ingin mengulang pantun yang tak basi-basi, "terima kasih daun keladi...."